Dalam kondisi demikian, trader disarankan agar memiliki sumber informasi tentang mata uang yang bersangkutan, seperti berita keuangan. Informasi yang tertera pada berita keuangan dapat menjadi indikator utama tentang seberapa kuat suatu pergerakan harga. Dengan demikian, trader dapat membuat strategi breakout meskipun pasar sedang mengalami pergerakan yang cepat.
Informasi tersebut sangat berguna bagi pair mata uang yang kita gunakan. Untuk dapat mencari dan menemukan data-data fundamental, kita dapat menggunakan informasi yang sudah disediakan oleh https://www.forexfactory.com/calendar atau juga https://www.investing.com/economic-calendar/.
2. Kalender ekonomi investing.com
Dari informasi yang disampaikan, para trader dapat menyeleksi berita yang berkaitan dengan pair yang diperdagangkan. Trader dapat mengambil data-data yang sangat penting untuk difokuskan pada volatilitas harga yang cukup besar.
Berikut ini istilah-istilah yang sering disebutkan dalam berita ekonomi beserta keterangan singkat dan pengaruhnya terhadap mata uang. Semuanya juga disertai dengan istilah dalam dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan Anda dalam mempelajarinya. Dengan memahami istilah fundamental forex dari data yang dirilis tersebut, diharapkan trader mampu berpikir dinamis pada market forex.
1. Non Farm Payroll (NFP) Nonfarm Payroll adalah data yang menunjukkan perubahan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor dengan pengecualian pegawai pemerintah, pegawai rumah tangga, pegawai yang bekerja pada organisasi LSM (non-profit/nirlaba), dan karyawan sektor pertanian.
Data NFP Amerika Serikat merupakan data ekonomi yang paling berpengaruh di pasar forex. Dolar AS sangat sensitif dengan rilis data NFP AS, hingga melahirkan pula banyak strategi dan tips bertrading jelang NFP AS.
2. Unemployment Change (Tingkat Pengangguran) Ini adalah sebuah indikator yang mengukur jumlah pengangguran suatu negara selama satu bulan, satu kuartal, dan satu tahun. Salah satu data paling berpengaruh dalam trading forex adalah data pengangguran di Amerika Serikat.
Jika nilai pengangguran di AS meningkat, maka biasanya nilai mata uang USD akan melemah, sehingga mendorong penguatan mata uang lainnya yang diperdagangkan versus USD.3. Federal Reserve (The Fed) Dalam rilis berita, terutama yang kaitannya dengan Dolar AS, akan sering disebutkan Federal Reserve AS atau yang disingkat dengan The Fed, FED, atau FRB.
Federal Reserve AS adalah lembaga yang berperan sebagai bank sentral Amerika Serikat. Seperti bank-bank sentral pada umumnya, The Fed berwenang mengubah suku bunga atau mengutak-atik kebijakan moneter negeri Paman Sam.
4. Reserve Bank of Australia (RBA) RBA adalah bank sentral Australia. Seperti The Fed, kebijakan moneter dari bank sentral Australia akan memengaruhi nilai Dolar Australia.
5. GDP (Gross Domestic Product) Dalam Bahasa Indonesia disebut Produk Domestik Bruto (PDB). Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pengaruh data GDP sangat krusial, karena angka GDP menyatakan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan perekonomian suatu negara dalam periode waktu tertentu. Jika GDP menyusut atau negatif, biasanya nilai tukar mata uang negara tersebut akan cenderung melemah, dan sebaliknya.
6. Rapat FOMC FOMC Meeting atau Rapat FOMC adalah rapat kebijakan moneter yang digelar oleh Bank Sentral AS (The Fed).
Istilah rapat FOMC ini memang khusus untuk bank sentral AS saja, karena bank-bank sentral lainnya punya istilah untuk komite rapat kebijakan moneternya sendiri. Misalnya Monetary Policy Meeting (MPC) di Bank Sentral Inggris (Bank Of England), atau Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Bank Indonesia.
7. Retail Sales (Penjualan Ritel) Indikator Retail Sales adalah parameter untuk mengetahui level pengeluaran konsumen untuk berbelanja barang-barang eceran. Ini penting karena untuk mengukur seberapa aktif ekonomi negara tersebut bergerak.
Tumbuhnya Penjualan Ritel mencerminkan kekuatan daya beli konsumen, kesehatan ekonomi secara keseluruhan, dan kecenderungan naiknya tingkat inflasi. Kuatnya perekonomian akan mendorong kenaikan nilai tukar mata uang negara tersebut. 6. Commodity Prices (Harga Komoditas) Ini merupakan sebuah indikator yang mengukur nilai pertumbuhan harga komoditi ekspor. Biasanya mata uang yang terpengaruh oleh data Harga Komoditas adalah Dolar Australia, Dolar New Zealand, dan Dolar Kanada. Ketiga mata uang tersebut masuk dalam jajaran Dolar Komoditas, sehubungan dengan eratnya hubungan pertumbuhan ekonominya dengan ekspor komoditas tertentu. Berikut adalah infografi yang menggambarkan keterkaitan tersebut:
Indeks terdiri dari gabungan dari lima unsur: pesanan baru (New Orders), tingkat persediaan, produksi, pengiriman, dan tenaga kerja. Apabila angka indeks di atas 50, berarti bisnis mengalami ekspansi, sedangkan angka di bawah 50 berarti mengalami kontraksi. Indeks ini juga dapat mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.
Pending Home Sales mengukur aktivitas pembuatan perjanjian pembelian rumah, baik rumah yang bangunannya sudah berdiri, kondominium, maupun jenis-jenis rumah lainnya. Rilis data ini biasanya memiliki pengaruh yang medium pada pergerakan mata uang Dolar AS.
Perlu diketahui bahwa di negara-negara maju, pengangguran memiliki hak untuk mendapatkan tunjangan. Namun, semakin banyak jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran maka semakin tinggi tingkat pengangguran nantinya. Data Unemployment Claim di AS biasanya dirilis mingguan, sedangkan data serupa di Inggris yang disebut Claimant Count Change dipublikasikan secara bulanan.
Hawkish adalah pernyataan kebijakan moneter yang merujuk pada kecenderungan untuk menaikkan suku bunga. Dovish adalah pernyataan kebijakan moneter yang merujuk pada keengganan untuk menaikkan suku bunga. Siapa yang mengeluarkan pernyataan? Umumnya adalah ketua bank sentral atau pejabat-pejabat penting sebuah bank sentral.
Apabila inflasi terlalu rendah atau bahkan minus, maka itu mengindikasikan kondisi ekonomi tidak sehat. Namun, apabila inflasi naik terlalu tinggi maka biasanya perlu diimbangi oleh Bank Sentral dengan menaikkan Suku Bunga. Kenaikan Suku Bunga dapat memperkuat mata uang negara yang bersangkutan.
Konsumen akan ditanyai perihal penilaian mereka tentang kondisi finansial mereka saat ini, kondisi ekonomi dalam jangka pendek, dan prospek pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Data ini tak besar pengaruhnya pada mata uang, tetapi termasuk indikator awal bagi mereka yang memantau Tingkat Inflasi dan Suku Bunga.
No comments: