Langkah terakhir dari pengembangan materi pembelajaran adalah penyusunan bahan ajar. Karena bahan ajar akan dimanfaatkan oleh siswa maka bahan ajar perlu dikemas sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat keterbacaannya tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan bahan ajar antara lain adalah gaya penulisan, alur pikir, ilustrasi yang tepat.
Gaya penulisan buku ajar SMP harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Jika siswa tidak dapat memahami struktur kalimat buku ajar bagaimana mungkin siswa dapat memahami konsep yang dipaparkan dalam buku?. Buku ajar yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa juga tidak akan mampu memotivasi siswa untuk membacanya. Termasuk dalam gaya penulisan ini adalah penggunaan kata-kata yang jelas dan mengena, pemanfaatan analogi yang tepat dan pemilihan kata-kata sederhana yang sesuai dengan dunia anak.
Pemaparan topik demi topik harus mengikuti logika yang dapat dicerna dengan mudah oleh anak-anak. Pemaparan dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana menuju yang lebih kompleks, dari berbagai informasi aktual yang dialami dalam kehidupan sehari-hari menuju konsep atau generalisasi dan aplikasinya. Untuk itu penulis perlu membayangkan apakah pemaparan yang telah dibuat akan dapat diikuti dengan baik andai dia adalah seorang siswa SMP. Namun untuk mendapatkan sebuah buku ajar yang baik penulis perlu mencobanya pada siswa sampel dan mendapatkan komentar mereka.
Ilustrasi baik itu berupa gambar nyata (foto) maupun gambar rekaan (sketsa) sangat penting dalam sebuah buku ajar. Pertama, pada usia SMP siswa masih menyukai gambar sebagaimana mereka menyukai cerita komik. Kedua, gambar seringkali dapat membantu anak memahami sesuatu yang abstrak. Sebuah prosedur kegiatan laboratorium yang sulit dipahami kadang dapat dijelaslan dengan sebuah gambar. Ketiga, sebagian siswa mempunyai tipe belajar visual dimana mereka mudah memahami jika permasalahan ditampilkan dalam bentuk gambar.
Gaya penulisan buku ajar SMP harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Jika siswa tidak dapat memahami struktur kalimat buku ajar bagaimana mungkin siswa dapat memahami konsep yang dipaparkan dalam buku?. Buku ajar yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa juga tidak akan mampu memotivasi siswa untuk membacanya. Termasuk dalam gaya penulisan ini adalah penggunaan kata-kata yang jelas dan mengena, pemanfaatan analogi yang tepat dan pemilihan kata-kata sederhana yang sesuai dengan dunia anak.
Pemaparan topik demi topik harus mengikuti logika yang dapat dicerna dengan mudah oleh anak-anak. Pemaparan dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana menuju yang lebih kompleks, dari berbagai informasi aktual yang dialami dalam kehidupan sehari-hari menuju konsep atau generalisasi dan aplikasinya. Untuk itu penulis perlu membayangkan apakah pemaparan yang telah dibuat akan dapat diikuti dengan baik andai dia adalah seorang siswa SMP. Namun untuk mendapatkan sebuah buku ajar yang baik penulis perlu mencobanya pada siswa sampel dan mendapatkan komentar mereka.
Ilustrasi baik itu berupa gambar nyata (foto) maupun gambar rekaan (sketsa) sangat penting dalam sebuah buku ajar. Pertama, pada usia SMP siswa masih menyukai gambar sebagaimana mereka menyukai cerita komik. Kedua, gambar seringkali dapat membantu anak memahami sesuatu yang abstrak. Sebuah prosedur kegiatan laboratorium yang sulit dipahami kadang dapat dijelaslan dengan sebuah gambar. Ketiga, sebagian siswa mempunyai tipe belajar visual dimana mereka mudah memahami jika permasalahan ditampilkan dalam bentuk gambar.
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Bahan Ajar
Reviewed by Ifta
on
December 07, 2015
Rating:
No comments: